PROSES PRODUKSI TENUN KAIN LURIK
1. Pewarnaan
Proses penenunan kain lurik pada dasarnya cukup sederhana. Diawali dengan pewarnaan benang mentah atau juga disebut proses pencelupan warna. Benang-benang yang sudah sesuai dengan motif rancangan dicelupkan pada warna-warna tertentu sesuai yang diinginkan.
2. Pemintalan
Benang-benang yang telah diwarnai atau dicelupkan tadi kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering, kemudian benang kembali dipintal dalam gulungan-gulungan kecil yang disebut kelos atau palet.
3. Sekir
Selanjutnya pada tahap ketiga adalah penyusunan motif. Benang-benang tadi ditata menjadi sebuah motif garis yang diinginkan atau nyekir. Proses ini adalah proses yang paling rumit. Pekerja harus dengan konsentrasi penuh menata ribuan helai benang-benang tipis untuk menghasilkan suatu motif tertentu pada selembar kain lurik selebar 70 cm atau 110cm. Pada tiap motif kain lurik memiliki rumus yang berbeda-beda, sedangkan motif kain lurik sendiri jumlahnya puluhan.
4. Cucuk Benang
Proses keempat adalah memindahkan desain motif kain ke alat tenun atau yang disebut ‘nyucuk’. Proses nyucuk ini pada dasarnya adalah memasukan helai-helai benang secara satu per satu ke alat tenun kayu (ATBM) sebelum memasuki proses penenunan secara manual yang menjadi proses akhir.
5. Proses Tenun Lurik
Setelah proses itu dilalui semua, otomatis kain tenun lurik pun siap ditenun untuk kemudian dijadikan bahan untuk membuat berbagai baju atau hiasan dengan bahan dasar kain tenun ini. Dan tentunya secara Tenun Tradisional ya, bukan Yang Mesin ^_^